24/02/10

Belajar Sampai Ke Negeri China: Sebuah Analisis Deiksis (1) (Refleksi Perayaan Tahun Baru Imlek)

Tahun baru imlek ditetapkan berdasarkan perhitungan lunar (peredaran bulan) yang dikombinasikan dengan perhitungan peredaran matahari dan pergantian musim dari musim dingin ke musim semi yang menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan di dunia ini tidak pernah kekal. Kita harus hidup berdampingan, saling menghormati dan saling mengasihi. Penanggalan Imlek banyak digunakan para petani dan nelayan yang pekerjaannya sangat tergantung kepada alam dan musim. Tahun Imlek berbeda 551 tahun dengan tahun Masehi. Awal tahun Imlek diambil dari tahun kelahiran Khong Hu Cu atau Kong Fu Tsu, yaitu tahun 551 sebelum Masehi (SM). Kong Hu Cu dianggap sebagai nabi besar bangsa Cina.
Meskipun tarikh Imlek menggunakan perhitungan bulan, namun berbeda dengan tarikh Arab yang juga berdasarkan peredaran bulan. Tahun Baru Imlek tidak semakin maju 11 hari sebagaimana halnya Idul Fitri terhadap tahun Masehi. Hal ini disebabkan dalam perhitungan Cina terdapat tahun-tahun "Loen" yang muncul sekitar tiga tahun sekali. Karena adanya "Loen" maka dalam setahun terdapat 13 bulan (biasanya 12 bulan). Umumnya, tahun baru Imlek jatuh setiap bulan Januari atau Febuari.
Dilain pihak, umat Islam patut berbangga, Nabi Muhammad telah ‘menginstruksikan’ melalui haditsnya kepada umat-Nya bahwa "Tuntut lah ilmu walaupun ke negeri China". Ini bisa diinterpretasikan bahwa belajar boleh di mana mana, asal mau belajar. Ekspresi ‘sampai ke negeri China’ menunjukkan bahwa Nabi adalah seorang futurist, visioner dan tidak mengekang umat-Nya untuk belajar hanya ‘disekitar rumahnya’. Tentu saja, kalau Nabi mengatakan "negeri China’, tentu saja dia mendapat petunjuk dari Ilahi bahwa dimasa yang akan datang pendidikan negeri China merupakan salah satu tempat belajar yang menjanjikan dan berkualitas.
Terbukti sudah sabda Nabi tersebut, belajar sampai ke negeri China bukan sekedar ungkapan penunjukkan tempat belaka, tetapi penuh makna dan inspiratif. Sekarang China sudah menjadi salah satu negara yang paling maju di dunia setelah AS, Jepang dan Uni Eropa. Diyakini AS dan Uni Eropa bisa maju didukung oleh SDA yang kaya dan ditopang oleh jumlah penduduk yang ‘tidak banyak’. Tapi bayangkan dengan penduduk yang lebih satu milyar, China bisa tangguh dalam mengelola pendidikan dengan optimal sehingga bisa menghasilkan SDM yang bisa membangun negaranya.
(bersambung) 

Amri Ikhsan
Guru MAN Muara Bulian. Kabupaten Batanghari

Sumber: http://jambiekspres.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar