Belajar dari Ramadhan
Oleh : Iqbal Al Basith bin Marfu’i bin Abdullah Chizam bin Abdul Mu’thi*)
إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نتوب اليه و نعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله
يٰأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ
يٰأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يٰأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم و شرو العمور مهدثاتها و كل مهدثة بدعة و كل بدعة ضلاله و كل ضلالة في النار.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
أَيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
قال الله تعالى في القرآن الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah Ied yang semoga senantiasa dirahmati Allah swt.
Khatib mewasiatkan agar senantiasa selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena hanya orang-orang yang bertakwa yang mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يٰأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. “ (Al Ahzab : 70-71)
Ramadhan memberikan pelajaran/hikmah kepada kita agar umat Islam dapat menggapai derajat taqwa yang mulia. Ketika melaksanakan ibadah puasa, berarti umat Islam telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Hal ini adalah pengertian taqwa. Bentuk taqwa dalam ibadah puasa dapat dilihat dari hal-hal berikut;
· Orang yang melaksanakan ibadah puasa akan meninggalkan setiap larangan seperti makan, minum, perkataan sia-sia, perbuatan sia-sia, perkataan keji/kotor, perbuatan dusta.
Berpuasa di bulan suci ramadhan berarti mengontrol hawa nafsunya, sesuai dengan perintah Allah SWT. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri pada Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya.
- Orang yang melaksanakan ibadah puasa sebenarnya mampu untuk melakukan segala kesenangan duniawi yang dilarang selama sedang puasa. Namun, karena menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui, maka ia menekan segala keinginan itu secara sadar dan ikhlas.
- Orang yang melaksanakan ibadah puasa juga akan merasa senang melakukan berbagai amalan yang menunjukkan ketaatan. Dan ketaatan adalah jalan menggapai taqwa.
Ramadhan melatih kita beribadah dengan ikhlas. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
“Setiap amalan anak Adam (shalat, baca Qur’an, sedekah, haji, umrah, bakti orang tua) pahalanya diketahui, yaitu 1 amal kebaikan dilipatkan menjadi 10 sehingga mendapatkan 10 hasanah, kemudian dilipatkan lagi menjadi 700. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Kecuali puasa, puasa itu milikKu, dan Aku yang akan mengganjarnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat dan makannya karena-Ku. '” (HR. Bukhari)
Imam Ahmad Rahimahullahu Ta’ala pernah berkata الصيام لا يدخله الرياء “Puasa, tidak dimasuki oleh riya’.” Ibnul Jauzy Rahimahullahu Ta’ala, ulama Islam abad ke-6 Hijriyah, beliau mengatakan:
جميع العبادات تظهر بفعلها وقلّ أن يسلم ما يظهر من شوبٍ ( يعني قد يخالطه شيء من الرياء ) بخلاف الصوم
“Seluruh ibadah terlihat saat kita melakukannya dan sedikit yang selamat yang terlihat dari duri (yaitu terkadang dicampuri oleh sesuatu dari riya’) berbeda dengan puasa.”
Orang tidak bisa riya’ dengan puasanya, puasa tidak bisa dimasuki riya’. Karena tidak ada yang tahu puasa dan tidaknya sesorang kecuali kecuali Allah.
Maka puasa memberikan pelajaran kepada kita hendaknya seseorang ketika beramal, dirinya ikhlas. Konsep ikhlas adalah semakin tersembunyi semakin ikhlas. Maka usahakan Anda memiliki amal yang tidak pernah diketahui kecuali oleh Allah, bahkan istri dan anak Anda tidak mengetahuinya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ خَبِئٌ مِنْ عَمَلٍ صَالِحٍ فَلْيَفْعَلْ
“Siapa di antara kalian yang sanggup untuk mempunyai amalan shalih yang tersembunyi, maka lakukanlah.” (Al-Hadits, as-shahihah no 2313).
Ramadhan membimbing manusia mengembangkan dan meningkatkan rasa syukur kita. Bersyukur atas ni’mat yang telah Allah anugerahkan dengan ringan berderma menyisihkan hartanya untuk mereka yang berhak seperti dicontohkan Rasulullah. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wa salam adalah orang yang paling dermawan dikala Ramadhan, bahkan kedermawanannya melebihi angin yang berhembus.
Ramadhan mendidik kita bersabar. Sabar saat mengerjakan ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi takdir yang buruk saat mendapatkan musibah yang kurang nyaman, yang buruk menurut kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya Allah hanya memberikan pahala tanpa batas kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Az-Zumar[39]: 10)
Ramadhan mendidik kita menuju husnul khatimah. Lailatul Qadar bukan di awal bulan Ramadhan, tapi Lailatul Qadar adalah di akhirnya. Ibadah kita selama Ramadhan semestinya lebih tekun lebih bersemangat lebih meningkat menjelang akhir Ramadhan. Maka ini pelajaran bagi kita bahwasanya yang menjadi ukuran nilai kualitas hidup kita adalah bagaimana keadaan kita diakhir kehidupannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيْمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ فِيْمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا.
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal dengan amalan ahli surga menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Neraka. Ada seorang hamba beramal dengan amalan ahli neraka menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Surga. Sesungguhnya amal-amal itu tergantung daripada akhirnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad)
Janganlah Al Quran yang kita miliki hanya kita baca di bulan Ramadhan saja. Biasakan dan rutinkan terus membacanya di bulan-bulan berikutnya. Al-Qur’an bukan hanya memberikan efek kepada kita manusia sebagai makhluk hidup. Tapi Al Quran juga memberikan efek kepada rumah kita yang merupakan benda mati. Ini yang kadang-kadang sering dilupakan.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi, dan atsar ini dinilai shahih oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani Rahimahullah, Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إِنَّ الْبَيْتَ لَيَتَّسِعُ عَلَى أَهْلِهِ وَتَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ وَتَهْجُرُهُ الشَّيَاطِينُ وَيَكْثُرُ خَيْرُهُ أَنْ يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Rumah yang dibacakan Al-Qur’an, (1) akan terasa luas bagi penghuninya, (2) dan akan dihadiri/dipenuhi oleh para malaikat, (3) setan akan pergi meninggalkan rumah tersebut, (4) dan akan banyak kebaikan dalam rumah tersebut.”
Sebaliknya:
وَإِنَّ الْبَيْتَ لَيَضِيقُ عَلَى أَهْلِهِ وَتَهْجُرُهُ الْمَلَائِكَةُ وَتَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ وَيَقِلُّ خَيْرُهُ أَنْ لَا يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an, (1) akan terasa sempit bagi penghuninya, (2) akan ditinggalkan oleh malaikat, (3) akan dihadiri oleh setan, (4) akan sedikit kebaikannya.”
Kepada para muslimah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika khutbah Ied, beliau selalu mengingatkan kepada para muslimah, sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari, beliau mengatakan:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ ، فَإِنِّى رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai muslimah, bersedekahlah. Sesungguhnya aku melihat kalian penghuni neraka yang paling banyak.”
Apa sebabnya?
تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ
“Sering melaknat pemberian suami dan sering tidak berterima kasih dengan pemberian suami.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ
“Wahai para perempuan, bersedekahah dan perbanyaklah istighfar.” (HR. Muslim)
أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم من كل ذنب، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
ربنا اغفر لنا ولوالدينا وارحمهم كما ربونا صغار
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهم وفق ولي أمرنا لما تحب وترضى ومن العمل بكتابك واتباع سنتك
اللهم ولي علينا خيارنا ولا تولي علينا شرارنا
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
والله يعلم ما تصنعون
*) Disampaikan pada khutbah Idul Fitri 1442 H di komplek Masjid At Taqwa Planjan Kesugihan Cilacap, Kamis 13 Mei 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar